1. Pendahuluan
Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.; suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu melembabkan wajah.
Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah merambat dan merupakan tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati. Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik.
Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam.
2. Teknologi EMP
Teknologi EMP adalah suatu teknologi aplikasi inokulan mikroorganisme dalam proses produksi pertanian. Berikut beberapa keunggulan teknologi EMP:
a. Mampu menekan pemakaian pupuk kimia sekitar 35% serta pupuk kandang dan kompos hingga 50%
b. Meningkatkan produksi hingga 20%
c. Menekan perkembangan gulma.
d. Menekan dampak negatif residu pestisida
e. Mengembalikan keseimbangan kesuburan tanah, baik dari aspek biologi, fisika, dan kimia tanah.
Dalam aplikasinya, inokulan mikroorganisme dalam teknologi EMP harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Harus mengandung 6 jenis mikroba tanah yang terdiri dari Azotobacter sp. Azoospirillum sp, Lactobacillus sp, mikroba selulotik, mikroba pelarut fosfat, dan Pseudomonas sp.
b. Jumlah populasi masing-masing mikroba dalam komposisi yang sudah diatur untuk keseimbangan hidup didalam tanah.
Azotobacter sp dan Azoospirilum sp. Merupakan mikroba penambat unsur N (nitrogen) dari udara. Sementara itu, Lactobacillus sp.Adalah mikroba yang berperan membantu proses fermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa asam laktat yang dapat diserap oleh tanaman. Mikroba selulolitik merupakan mikroba yang menghasilkan enzim selulosa, yang akan mempercepat berlangsungnya proses pembusukan bahan organik.
Mikroba pelarut fosfat berfungsi untuk membantu melarutkan unsur P (fosfor) yang terikat oleh jerapan liat silikat tanah sehingga menjadi senyawa fosfat yang tersedia dan mudah diserap olah tanaman. Sementara itu, Pseudomonas sp. Dalam konteks ini adalah genus Pseudomonas yang tidak mengganggu tanaman. Mikroba ini menghasilkan enzim pengurai yang disebut lignin yang berfungsi untuk memecah mata rantai zat-zat kimia yang tidak bisa terurai olah mikroba lain, termasuk didalamnya residu pestisida.
Inokulan mikroorganisme banyak tersedia dan dijual bebas ditoko sarana produksi pertanian dalam berbagai merek dagang. Beberapa contoh diantaranya adalah agrobost, golden harvest, Em-bio, dan em-4. Masing-masing merek memiliki karakter dan keunggulan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
3. Klasifikasi ilmiah
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : C. sativus
4. Kandungan mentimun
Kandungan mentimun per 100 gram porsi makan mengandung:
Nutrisi:
Air : 96, 01 g
Energi : 13 kcal
Protein : 0,69 kj
Lemak : 0,13 g
Karbohidrat : 2,76 g
Serat : 0,8 g
Ampas : 0,41 g
Mineral:
Kalsium/Ca : 14 mg
Besi/Fe : 0,26 mg
Magnesium/Mg : 11 mg
Phospor/P : 20 mg
Kalium/K : 144 mg
Natrium/Na : 2 mg
Seng/Zn : 0,2 mg
Tembaga/Cu : 0,033 mg
Mangan/Mn : 0,076 mg
Vitamin:
Vitamin C : 5,3 mg
Thiamin : 0,024 mg
Roboflavin : 0,022 mg
Niacin : 0,221 mg
A pantothenic : 0,178 mg
Vitamin B-6 : 0,042 mg
Folate : 13 mog
Vitamin A : 215 IU
Vitamin E : 0,079 mg_ATE
5. Syarat tumbuh
Tipe tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman mentimun adalah jenis tanah yang berlempung (clay) sampai lempung berpasir yang gembur dan mengandung cukup bahan organik. pH tanah optimum yaitu antara 5,5 sampai 6,8, dengan ketinggian tempat 100 – 900 meter diatas permukaan laut (mdpl). Tanaman mentimun menghendaki tempat yang terbuka oleh sinar matahari, drainase air lancar (porous) dan bukan bekas penanaman mentimun dan familinya seperti melon, semangkan dan waluh (tanaman berselang).
Timun yang juga dikenal sebagai mentimun ataunama ilmiahnya Cucumis sativus, mengandung 0.65% protein, 0.1% lemak dan karbohidrat sebanyak 2.2%. Selain itu timun juga mengandung kalsium, zat besi, magnesium, fosforus, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin C. Timun (Cucumber) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau spiral.
6. Varietas mentimun yang ada di pasaran
Beberapa varietas mentimun yang sering dibudidayakan di indonesia antara lain:
a. Mayapada F-1
Memiliki bentuk buah meruncing dan warna buah hijau muda sampai hijau sedang. Mentimun varietas ini memiliki ukuran panjang 16,0 – 16,5 cm dan diameter 3,0 – 3,5 cm. Bobot perbuah sekitar 120-130 gram. Toleran terhadap penyakit downy mildew dan antraknosa. Varietas ini mulai dipanen ketika tanaman berumur 32 HST. Potensi produksi 50 – 60 ton/ha.
b. Panda
Vigor tanaman baik, cabang samping produktif. Buah berbentuk lonjong dan berwarna hijau muda. Buahnya berukuran panjang 17 -18 cm dan diameter 3,5 – 4 cm. Bobot per buah sekitar 120 – 150 gram. Toleran terhadap penyakit downy mildew dan antraknosa. Mentimun sudah dapat dipanen ketika tanaman berumur 33 HST. Potensi produksi 40-50 ton/ha.
c. Venus
Cabang samping produktif. Bentuk buah langsing dengan bagian pangkal bulat. Daging buah manis, sehingga cocok untuk lalap. Buahnya berukuran panjang 15-26 cm dan diameter 3,5-4,0 cm. Bobot perbuah sekitar 120-130 gram. Toleran terhadap penyakit antraknosa dan rebah batang. Sudah dapat dipanen pada umur 32 HST. Potensi produksi 50-60 ton/ha.
7. Budidaya mentimun
a. Persemaian
1) Kebutuhan benih per hektar sekitar 800-900 gram.
2) Siapkan media semai berupa campuran tanah sebanyak dua bagian dengan pupuk kandang matang sebanyak satu bagian.
3) Langkah penyemaian:
a) Ayak tanah dan pupuk kandang menggunakan ayakan pasir, kemudian aduk rata.
b) Siapkan polybag atau kantong plastik berukuran 6 x 10 cm yang sudah dilubangi disetiap sudut dasarnya.
c) Siapkan tempat persemaian berupa bedengan yang berukuran lebar 100 cm, tinggi 15 – 20 cm, dan panjang sesuai kebutuhan. Beripembatas dari bilah bambu dikedua sisi bedengan dan penyekat disetiap panjang 1 – 1,5 m agar polybag bisa disusun dengan rapat dan rapi.
d) Isikan media semai kedalam polybag kemudian susun ditempat persemaian yang telah disiapkan dengan rapi dan rapat.
e) Sehari sebelum tanam benih siram media polybag menggunakan larutan Agrobost dengan dosis 1ml/1 lt air. Lakukan penyiraman hingga media semai dibagian dasar polybag menjadi basah (kapasitas lapang).
f) Rendam benih selama 6 jam dalam air, lalu tiriskan dan bungkus dengan kain katun yang lembab.
g) Peram bungkusan benih ditempat yang hangat (temperatur udara 30 – 320 C) selama 12 jam. Bisa juga diperam didalam kotak kardus atau kaleng yang dilangkapi dengan lampu bohlam berdaya 15 - 25 watt.
h) Tanam benih dengan cara ditancapkan ditengah polybag dengan kemiringan 45 derajat. Perhatikan posisi ujung kutikula, yaitu ujung yang lancip, mengarah kebawah. Timbun benih dengan media semai setebal 0,5 – 1 cm.
i) Setelah penanaman benih selesai, siram menggunakan gembor halus agar benih tidak berantakan.
j) Untuk mempercepat dan menyeragamkan peerkecambahan, tutup permukaan persemaian dengan karung atau daun pisang atau plastik selama 2 hari, yaitu sampai calon daun lembaga mulai seragam menyembul kepermukaan media.
4) Lakukan perawatan persemaian dengan cara sebagai berikut:
a) Siram media semai secara rutin agar kelembaban tetap terjaga.
b) Jika terserang penyakit rebah bibit (dumping off) segera semprotkan fingisida Benlate dengan dosis 1 g/l air atau Delsene dengan dosis 2 g/l air.
c) Setelah berumur 10 – 12 hari atau daun sejati sudah tumbuh dua helai, bibit bisa ditanam dilahan.
b. Penanaman
1) Penyiapan lahan
a) Berihkan semak belukar dan sisa-sisa tanaman sebelumnya dari lahan.
b) Lakukan pengapuran jika pH tanah dibawah 5,0. Untuk menaikkan satu poin pH diperlukan kapur pertanian sebanyak 2 ton/ha.
c) Bajak dan cangkul lahan untuk membalik tanah dan memperbaiki struktur tanah.
d) Buat bedengan sederhana dahulu dengan ukuran lebar bedengan 110 cm, lebar selokan 50-60 cm, dan tinggi bedengan 15 – 20 cm
e) Tentukan kebutuhan standar dosis pupuk per satu hektar lahan budidaya. Pada penanaman mentimun hibrida, ada dua aturan penggunaan pupuk, yaitu untuk sistem penananam menggunakan plastik hitam perak dan untuk sistem penanaman tanpa menggunakan plastik hitam perak.
Kebutuhan pupuk pada sistem tanam menggunakan plastik hitam perak :
Jenis pupuk | Dosis per satu hektar | |
Pupuk kandang | 5 ton | |
Urea | 300 kg | |
Za | 100 kg | |
SP-36 | 200 kg | |
KCl | 200 kg | |
Waktu aplikasi | Sebelum tanam |
Cara pemberian:
- Tebar pupuk kandang dilajur kiri dan kanan bedengan (lajur baris tanaman) secara merata, aduk kedalam tanah.
- Campurkan keempat jenis pupuk kimia, lalu segera tebar dilajur kiri dan kanan bedengan secara merata, aduk kedalam tanah.
- Sempurnakan bedengan dengan cara mencangkul selokan dan menimbunnya diatas bedengan. Dengan demikian tinggi bedengan menjadi 30 – 40 cm.
- Ratakan permukaan bedengan menggunakan cangkul atau bilah bambu, lalu pasang mulsa plastik hitam perak.
- Buat lubang tanam dengan jarak 50 – 60 dalam barisan dan 60 – 70 cm jarak antar barisan (double row)
- Jumlah mentimun per herktar sekitar 16.000 – 17.000 tanaman.
- Lakukan pengairan untuk melarutkan pupuk kimia dalam tanah.
Sedangkan kebutuhan pupuk pada sistem tanam tanpa menggunakan plastik hitam perak :
Jenis pupuk | Pupuk dasar | Pupuk susulan | ||
I | II | III | ||
Pupuk kandang | 5 ton | - | - | - |
Urea | 50 kg | 100 kg | 100 kg | 50 kg |
Za | 50 kg | 50 kg | - | - |
SP-36 | 200kg | - | - | - |
KCl | 100 kg | 50 kg | 50 kg | - |
Waktu aplikasi | Sebelum tanam | 15–20 HST | 30-35 HST | 45-50 HST |
Cara pemberian:
- Sebar pupuk kandang secara merata di alur kiri dan kanan bedengan. Aduk-aduk kedalam tanah hingga rata
- Tambahkan pupuk ZA, SP-36, dan KCl sesuai dengan dosis pupuk dasar diatas. Sebar secara merata dilajur kiri dan kanan bedengan kemudian aduk-aduk kedalam tanah hingga rata.
- Kerjakan pembuatan bedengan yang lebih sempurna dengan menimbun bedengan dengan tanah tipis dari selokan, sehingga ukuran bedengan yang terbentuk: lebar bedengan 110 cm, lebar selokan 50-60 cm, dan tinggi bedengan menjadi 30-35 cm.
- Buat lubang tanam dengan jarak 50-60 cm dalam barisan dan 60-70 cm jarak antar barisan (double row).
2) Penanaman
a) Sebelum penanaman dilahan, siram bibit persemaian hingga media benar-benar lembab hingga bagian dasar.
b) Pada sistem tanam yang menggunakan plastik hitam perak, lakukan pencongkelan lubang tanam sedalam 8-10 cm.
c) Lepaskan bibit beserta media dan perakarannya dari plastik polybag dengan hati-hati agar media tidak pecah dan akar tidak putus. Caranya: remas dengan tekanan ringan dibagian polybag agar media sedikit memadat. Setelah itu, keluarkan bibit beserta medianya dari dalam polybag.
d) Tanam bibit dilubang tanam. Atur kedalaman tanam dengan perkiraan 1-2 cm dibawah daun lembaga sejajar dengan permukaan tanah. Jika terlalu dalam, dikhawatirkan titik tumbuhnya terganggu oleh percikan air dan tanah. Jika telalu dangkal dikhawatirkan akan rebah dan patah, mengingat batang bibit mentimun berssifat sukulen (tidak berkayu)
e) Setelah penanaman selesai, lakukan penyiraman agar bibit cepat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.
c. Pemupukan susulan
1) Sistem tanam menggunakan plastik hitam perak
a) Pada umur 4-5 HST , aplikasi teknologi EMP I dengan takaran 2 liter Agrobost per 400 liter air untuk satu hektar lahan atau setara dengan 20 ml larutan per tanaman. Aplikasi dilubang tanam disekitar pokok tanaman .
b) Pada umur 10 HST, lakukan pemupukan dengan menggunakan larutan NPK dengan dosis 5 g/l air. Aplikasi disekitar pokok tanaman setiap tanaman memperoleh sekitar 200 ml larutan NPK.
c) Pada umur 25 HST, aplikasi teknologi EMP II dengan takaran 1,5 liter Agrobost per 400 liter air untuk satu hektar lahan. Aplikasi dilubang yang berjarak 15-20 cm dari pokok tanaman.
d) Pada umur 40-45 HST, aplikasi teknologi EMP III dengan dosis 1,5 liter Agrobost per 400 liter air untuk satu hektar lahan. Aplikasi di lubang yang berjarak 20-25 cm dari pokok tanaman.
e) Jika pada saat produksi dijumpai banyak buah yang bengkok dan bentuknya abnormal, lakukan pemupukan kimia susulan menggunakan urea 100 kg/ha. Aplikasi disamping tanaman yang berjarak 15-20 cm dari pokok tanaman.
f) Aplikasi teknologi EMP tidak boleh bersamaan dengan pupuk kimia atau pestisida, minimum ada jeda waktu selama 3 hari. Pada saat aplikasi dianjurkan kondisi tanah lembab.
2) Sistem tanam tanpa menggunakan plastik hitam perak
a) Pada umur 4-5 HST, aplikasi teknologi EMP I dengan takaran 2 liter Agrobost per 400 liter air atau setara dengan 20 ml larutan per tanaman. Aplikasi dilubang tanam disekitar pokok tanaman.
b) Pada umur 15-20 HST, lakukan pemupukan kimia I. Campurkan beberapa pupuk kimia secara merata dengan dosis per hektar 100 kg urea, 50 kg ZA, dan 50 kg KCl. Buat lubang pupuk menggunakan tugal atau buat aluar yang berjarak 10-15 cm dari pokok tanaman. Masukkan pupuk kedalam lubang alur, lalu tutup kembali dengan tanah agar pupuk tidak menguap.
c) Pada umur 25 HST, aplikasi teknologi EMP II dengan dosis 1,5 liter Agrobost per 400 liter air untuk satu hektar lahan atau setara dengan 20 ml per tanaman. Aplikasikan di kiri dan kanan tanaman dengan jarak 15-20 cm.
d) Pada umur 30-35 HST, lakukan pemupukan susulan II dengan menggunakan pupuk urea 100 kg dan KCl 50 kg. Aplikasi kedua pupuk tersebut disamping tanaman dengan jarak 15-20 cm dari pokok tanaman, lalu segera tutup dengna tanah agar pupuk tidak menguap.
e) Pada umur 40 HST, aplikasikan teknologi EMP III, dengan dosis 1,5 liter Agrobost per 400 liter air untuk satu hektar lahan atau setara dengan 20 ml per tanaman. Aplikasikan disamping tanaman dengan jarak 20 cm dari pokok tanaman.
f) Pada umur 45-50 HST, lakukan pemupukan susulan III menggunakan puuk urea 50-100 kg/ha. Aplikasikan pupuk disamping tanaman dengna jarak 15-20 cm dari pokok tanaman, lalu segera tutup dengan tanah agar pupuk tidak menguap.
d. Pemeliharaan tanaman
1) Pemangkasan (prunning) cabang
Jika banyak percabangan yang tumbuh dari ketiak daun, lakukan pemangkasan. Pilih dua atau tiga cabang produktif yang yang tumbuh paling besar dan sehat. Dari cabang yang tidak terpilih, pangkas bagian pucuknya saja (tidak dari pangkal). Tujuannya gar memberi kesempatan pada akar untuk tumbuh luas persiapan untuk perkembangan produktif.
2) Pemasangan ajir penopang
a) Fitrah tanaman mentimun sebenarnya menjalar diatas permukaan tanah. Namun, karena menginginkan permukaan buahnya yang mulus dengan warna yang tidak belang, maka diperlukan ajir penopang agar buah mentimun menggantung.
b) Lakukan pemasangan aji ketika tanaman berumur 3-7 HST agar tidak melukai akarnya.
c) Siapkan ajir dari bilah bambu dengan panjang 225-250 cm dengan lebar 3-4 cm.
d) Tancapkan ajir disamping tanaman, sekitar 7-10 cm dari pangkal tanaman, dengan posisi miring kedalam bedengan hingga bersilang dibagian ujung ajir didepannya. Dititik persilangan diberi galar bambu yang menghubungkan persilangan yang satu dengan yang lainnya disepanjang bedengan. Setelah itu ikat dengan tali tepat dititik persilangan ajir agar lebih kokoh.
3) Pengikatan tanaman
Agar tanaman mentimun merambat di ajir, ikat tanaman pada ajir dengan tali. Lakukan pengikatan ini bersamaan dengan pertumbuhan tanaman ke atas, setiap 25-30 cm panjang tanaman.
4) Sanitasi lahan
Salah satu penghambat produksi mentimun adalah adanya penyakit yang lebih dominan dari pada hama. Karena itu, lakukan penyiangan rumput dan gulma disekitar tanaman secara rutin, terutama jika teknik penanaman tanpa menggunakan mulsa plastik hitam perak. Hal ini dilakukan sebagai pencegahan terhadap perkembangan penyakit.
5) Pengairan
a) Mentimun termasuk buah yang berair. Karena tanaman mentimun menghasilkan buah dari batang bagian bawah sampai keatas, maka diperlukan kondisi tanah yang lembab dan stabil. Oleh sebab itu lakukan penyiraman secara teratur, terutama pada musim kemarau untuk menciptaan kelembaban tanah yang ideal.
b) Sebaliknya, perakaran mentimun sangat sensitif terhadap kelembaban tanah yang terlalu tinggi. Maka dari itu lakukan perbaikan saluran drainase ketika penanamannya dilakukan pada musim penghujan.
e. Hama dan penyakit dominan pada mentimun
1) Thrips dan Aphids
Dua jenis kutu pengisap cairan tanaman, yaitu Thrips sp dan Myzus persicae, sering menyerang tanaman mentimun. Thrips suka mengisap pucuk tunas dan bunga, sehingga menyebabkan daun mengeriting serta bentuk buah menjadi abnormal dan berbecak cokelat.
Sementara itu, serangan Aphids lebih sporadis. Hama ini akan mengisap cairan dari pucuk tunas hingga daun bagian bawah. Serangan hama ini menyebabkan daun mengeras, menggulung kebawah, dan berembun jelaga berwarna hitam. Akibatnya, proses fotosintesis menjadi terganggu.
Pencegahan:
- Gunakan mulsa plastik hitam perak.
- Hindari menanam didekat tanaman mentimun yang sudah tua dan terserang penyakit. Selain itu, hindari juga menanam berdekatan dengan tanaman yang sefamili seperti semangka, melon, dan waluh.
Pemberantasan:
Bisa menggunakan insektisida antara lain Arrivo 30 EC, Marshal 200 EC, Pounce 20 EC, dan Confidor 5 WP. Gunakan dengan dosis dan aplikasi sesuai dengan yang tertera pada label pada masing-masing insektisida.
2) Mites
Mites bisa merupakan Tarsonomus sp., Tetranichus sp., dan Hermitarsonemus sp. Hama ini termasuk jenis akarina. Bentuk tubuhnya seperti laba-laba, berukuran 1-2 mm, dapat berwarna merah, coklat, dan kuning. Binatang ini disebut juga tungau. Hama ini menyerang dengan mengisap cairan tanaman. Perilakunya seperti aphids, bergerombol dibalik daun. Serangan hama ini akan menyebabkan daun mengeras dan muncul karat di balik daun. Kondisi daun seperti ini akan menyebabkan terganggunya proses fotosintesis.
Pencegahan:
- Gunakan mulsa plastik hitam perak
- Hindari menanam didekat tanaman mentimun yang sudah tua dan terserang penyakit. Selain itu, hindari juga menanam berdekatan dengan tanaman yang sefamili seperti semangka, melon, dan waluh.
Pemberantasan:
- Semprot dengan akarisida (insektisida untuk golongan akarina) yang disemprotkan pada balik daun/bagian bawah
- Beberapa akarisida yang bisa digunakan antara lain adalah Kalthane 200 EC, Morestan 25 WP, Meothrin 50 EC, dan Omithe 570 EC. Gunakan sesuai dengan dosis dan anjuran yang tertera pada label kemasan.
3) Downey mildew atau embun bulu
Penyakit yang disebabkan oleh Pseudoperonospora cubensis sering menyerang tanaman mentimun. Serangan ini menimbulkan gejala awal berupa bercak kuning yang berbentuk kotak mengikuti alur tulang daun. Serangannya dimulai dari daun yang sudah tua. Semakin lama, bercak kuning semakin lebar dan daun mengering, serta cepat menular ke daun yang lebih muda yang ada di atasnya.
Pencegahan:
- Hindari menanam tanaman mentimun yang umurnya lebih tua
- Perbaiki saluran drainase terutama saat musim hujan
- Lakukan sanitasi lahan secara rutin.
Pemberantasan:
- Jika tampak gejala awal, segera semprot dengan fungisida yang tepat. Arahkan mata spray ke permukaan daun bagian atas dan bawah.
- Beberapa fungisida yang bisa digunakan anatara lain adalah Anvil 50 SC, Nimrod 250 EC. Gunakan sesuai denga anjuran yang tertera pada label kemasan.
4) Powdery mildew atau embun tepung
Penyakit ini disebabkan oleh Erisiphe sp. penyakit ini merupakan penyakit kedua yang sering menyerang tanaman mentimun. Gejalanya hampir sama dengan penyakit downey mildew. Perbedaannya, terdapat serbuk putih seperti tepung yang muncul dibalik daun.
Pencegahan:
- Hindari menanam tanaman mentimun yang umurnya lebih tua
- Perbaiki saluran drainase terutama saat musim hujan
- Lakukan sanitasi lahan secara rutin.
Pemberantasan:
- Ketika gejala awal muncul, segera semprot dengan fungisida yang tepat
- Fungisida yang dapat digunakan antara lain adalah Afugan 300 EC, Score 250 EC, dan Morestan 25 WP. Gunakan sesuai anjuran pada label kemasan.
f. Panen
Buah mentimun mulai bisa dipanen ketika tanaman berumur 32-35 HST. Panen dilakukan dengan cara memotong tangkai buah mentimun tanpa melukai batang tanaman. Buah dipilih untuk dipanen sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasar. Faktor kematangan buah ditentukan juga oleh jenis varietas yang ditanaman.
semoga bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar