Jumat, 15 Maret 2013

budidaya buah naga dalam pot


BUDIDAYA BUAH NAGA DALAM POT

A.    PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Buah naga mungkin masih asing bagi sebagian orang. Buah ini memang baru masuk ke Indonesia sekitar pada awal tahun 2000-an dan belum banyak yang mengusahakannya. Semula, tanaman ini digunakan hanya sebagai tanaman hias di taman-taman maupun  di pekarangan rumah. Hal ini mengingat bentuk dari tanaman Hylocereus undatus atau sering dipanggil buah naga/dragon fruit ini mirip dengan tanaman kaktus yang juga sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Buah naga dan kaktus secara taksonomi memang berkerabat dekat. Tidak mengherankan jika saat ini sering ditemui buah naga yang ditanam dalam pot.
Buah dari tanaman ini kini juga mulai banyak dikonsumsi karena buah naga selain mengandung antioksidan yang dapat mencegah radikal bebas serta menangkal penyebab kanker, buah naga juga dapat menetralkan zat-zat beracun seperti logam berat yang ada di dalam tubuh, serta mengandung vitamin C, B1, dan B2. Dengan banyaknya manfaat dari buah naga ini, minat konsumsi masyarakat terhadap buah naga juga meningkat, tak heran saat ini banyak masyarakat yang membudidayakan buah naga baik untuk dijual maupun dikonsumsi sendiri, mulai dengan skala kecil-kecilan maupun besar-besaran, bahkan dengan semakin menyempitnya lahan budidaya, banyak dari mereka yang membudidayakan buah naga didalam pot dan hanya ditempatkan dipekarangan rumah. Selain itu, pemeliharaan terhadap lapang produksi buah naga juga dapat dengan mudah dikontrol karena lapang produksi yang terbatas dalam pot budidaya.

2.      Sejarah singkat buah naga
Buah naga telah lama dikenal olah rakyat Tionghoa kuno sebagai buah yang membawa berkah. Biasanya buah naga diletakkan diantara patung naga di altar. Sebenarnya tanaman ini bukan tanaman asli daratan Asia, tetapi merupakan tanaman asal Meksiko dan Amerika Selatan bagian utara ( Colombia ). Pada awalnya, buah naga ini dibawa kekawasan Indocina ( Vietnam ) oleh seorang warga negara Prancis sekitar tahun 1870 dari Guyama, Amerika Selatan sebagai hiasan sebab sosoknya yang unik dan bunganya yang cantik dan berwarna putih. Baru sekitar tahun 1980 setelah dibawa ke Okinawa, Jepang tanaman ini mendunia karena sangat menguntungkan. ( Anonim, 2010 ).

3.      Perkembangan Budidaya Buah Naga
Tanaman kaktus yang berasal dari Negara Meksiko ini sudah menyebar di seluruh penjuru dunia. Didaerah asalnya tanaman ini diberi nama pitahaya atau pitaya roja. Penduduk disana sering memanfaatkan buah ini untuk hidangan sebagai buah konsumsi segar dimeja hidangan. Tetapi dalam perkembangannya buah naga lebih dikenal sebagai tanaman dari Asia karena sudah dikembangkan secara besar-besaran dibeberapa negara Asia terutama Vietnam dan Thailand. Pada awalnya tanaman ini ditujukan sebagai tanaman hias, karena bentuk batangnya yang segitiga, berduri pendek dan memiliki bunga yang indah mirip dengan bunga Wijayakusuma berbentuk corong dan mulai mekar di senja hari. Karena itulah tanaman ini juga dijuluki night blooming cereus. ( Anonim, 2010 )
Kepopuleran buah naga di Indonesia kini semakin berkembang setelah dipromosikan sebagai buah yang berkasiat obat dan terkenal mujarab untuk mengobati (terapi) beberapa penyakit kronis. Seiring dengan meluasnya informasi yang berkembang di masyarakat, kini buah naga semakin digemari dan mulai dikembangkan pembudidayaannya ditengah masyarakat. Kepopuleran dan makin meningkatnya kesukaan (preferensi) masyarakat menyebabkan permintaan pasar terhadap buah naga melonjak tinggi dan permintaan yang makin tinggi ini belum dapat direalisir oleh para pekebun. Bahkan, meskipun Vietnam dan Thailand merupakan pemasok terbesar didunia, permintaan pasar yang dipenuhi masih kurang dari 50 %. Berdasarkan data dari eksportir buah di Indonesia, buah naga yang dipasok oleh Vietnam dan Thailand berkisar antara 200-400 ton/tahun dan setiap tahunnya mengalami peningkatan. (cahyono, 2009)
Bahkan, kini harga buah naga dipasaran juga semakin tinggi akibat permintaan konsumen yang belum bisa dipenuhi oleh supply dari produsen. Dengan demikian, buah naga selain enak dimakan dengan daging buahnya yang menyegarkan dan berkhasiat obat, ia juga bernilai ekonomi tinggi. Tinjauan beberapa potensi pasar buah naga dari beberapa segi tersebut menunjukkan bahwa pengembangan budidaya buah naga di Indonesia memiliki prospek yang sangat cerah.

4.      Kandungan dan manfaat buah naga
a.      Buah naga untuk bahan makanan
Dalam kapasitas sebagai bahan makanan, umumnya buah naga dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai pencuci mulut sesudah makan atau hanya sebagai buah penyegar dahaga. Buah naga berdaging lunak, berair banyak, dan rasanya manis bercampur sedikit masam yang menyegarkan. Secara sederhana buah naga yang dimakan adalah buah naga yang telah masak dibelah menjadi dua, lalu daging buah beserta bijinya disendoki dan dimaka beserta biji-bijinya. Kemanisan atau kadar gula buah naga berkisar antara 10 – 18 briks, tergantung jenisnya. (Cahyono, 2009)

Jenis buah naga
Kadar gula
Daging merah
Hylocereus polyrhizus
13 – 15 briks
Daging putih
Hylocereus undatus
10 – 13 briks
Super merah
Hylocereus costaricensis
13 – 15 briks
Kulit kuning daging putih
Selenicereus megalanthus
15 – 18 briks
Sumber: Cahyono, 2009

Komposisi buah naga per 100 gram daging buah naga:
Komponen
Kadar
Air (g)
82,5 – 83,0
Protein (g)
0,16 – 0,23
Lemak (g)
0,21 – 0,61
Serat/dietary fiber (g)
0,7 – 0,9
Batakaroten (mg)
0,005 – 0,012
Kalsium (mg)
6,3 – 8,8
Fosfor (mg)
30,2 – 36,1
Besi (mg)
0,55 – 0,65
Vitamin B1 (mg)
0,28 – 0,30
Vitamin B2 (mg)
1,043 – 0,045
Vitamin C (mg)
8 – 9
Niasin (mg)
1,297 – 1,300
Sumber : Taiwan food industry Develop & Research Authorities (2005) dalam Anonim, 2010

Protein dalam buah naga berperan dalam menjaga metabolisme tubuh dan menjaga kestabilan jantung. Serat bermanfaat untuk mengobati dan mencegah kenker usus, kencing manis, dan sebagai bahan penyeimbang berat badan dan diet. Karoten dalam buah naga bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata, menguatkan otak, dan menghalangi penyakit. Kalsium berperan dalam penguatan tulang dan fosferos. Zat besi dalam buah naga bermanfaat sebagai penambah darah. Vitamin B1 serguna untuk penstabil suhu badan, vitamin B2 sebagai penambah nafsu makan, dan vitamin C bermanfaat untuk menambah kelembutan atau kehalusan kulit dan mencegah jerawat. (Anonim, 2010)
Buah naga selain dapat dikonsumsi secara segar juga dapat dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti jus buah naga, sari buah naga, sebagai penyedap masakan dan minuman, pewarna permen atau kue kering, maupun alkohol yang diolah dari fermentasi daging buah naga. (cahyono, 2009)
Hampir semua bagian tanaman buah naga dapat dimakan dan bermanfaat bagi kesehatan. Contohnya, batang atau cabang yang masih muda bisa dimakan langsung/mentah tanpa diolah dulu atau bisa disajikan lalapan seperti mentimun. Kulit dari buah naga juga aman dikonsumsi dan saat ini sudah banyak masakan yang menggunakan kulit buah naga misalnya capcay, sop, salad layaknya kol atau kobis, dan dapat diblender sebagai campuran minuman jus dll.

b.      Buah naga untuk pengobatan
Buah naga selain populer sebagai tanaman hias ternyata juga mempunyai manfaat sebagai tanaman obat, bahkan potensinya sebagai tanaman obat cukup besar. Sejak abad 19, tanaman buah naga telah dipelajari para ilmuwan karena mempunyai kandungan bahan aktif alkaloid berupa ß-phenylethylamine dan tetraisoquinoline. Sampai saat ini lebih dari 60 senyawa telah diisolasi dari tanaman kaktus ini, antara lain anhalonin, hordenin, mescalin, N – acetylmescalin, pellontine, dan tyramine.  Senyawa hordenin dan tyramine mempunyai khasiat sebagai anti mikroba yang dapat mencegah berbagai penyakit seperti arthritis, influenza, infeksi, diabetes, sakit telinga, sakit mata, rematik, gigitan binatang berbisa, dan lain sebagainya.
Beberapa jenis buah kaktus yang dikenal saat ini adalah yang termasuk genus Holocereus dan Selenierus. Tanaman ini mempunyai khasiat menurunkan kadar gula darah dan kolesterol serta untuk mencegah kanker usus, pelindung kesehatan mulut, pencegah pendarahan dan keputihan, penguat daya kerja otak, dan meningkatkan ketajaman mata.
Meskipun tanaman buah naga selama ini banyak dikenal sebagai tanaman hias, kaktus/ buah naga juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bahan industri, pakan ternak, dan bahan obat-obatan. Alkaloid tanaman buah naga banyak mengandung ß-phenylethylamine dan tetraisoquinoline. Sampai saat ini, banyak penelitian yang dilakukan terhadap tanaman buah naga yang ditekankan pada mengetahui kandungan metabolit sekundernya yang berfungsi sebagai biofarmaka. Di indonesia budidaya tanaman buah naga masih terfokus untuk tanaman hias, belum dikembangkan menjadi suatu industri yang menguntungkan, seperti industri pewarna dan obat-obatan.

B.     Budidaya Buah Naga Dalam Pot
1.      Botani Tanaman Buah Naga
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Spermatophyta
Subdivisi    : Angiospermae
Kelas          : Dicotyledonae
Ordo          : Cactales
Famili        : Cactaceae
Subfamili   : Hylocerenae
Genus        : Hylocereus
Spesies      : Hylocereus undatus (buah naga daging putih)
                    Hylocereus costaricensis (buah naga daging super merah)
                    Hylocereus polyrhizus (buah naga daging merah)
 Selenicereus megalanthus (buah naga kulit kuning daging putih)

2.      Deskripsi Tanaman Buah Naga
a.      Akar
Tanaman buah naga tidak memiliki akar tunggang, tanaman ini hanya memiliki akar serabut yang tumbuh dan berkembang secara mendatar (horizontal) didalam tanah pada kedalaman sekitar 30 – 40 cm atau lebih. Selain itu, tanaman buah naga juga memiliki akar gantung yang tumbuh pada bagian atas. Akar serabutnya berfungsi menyerap unsur-unsur hara dari dalam tanah. Sedangkan akar gantungnya berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman pada panjatannya dan berfungsi sebagai penyerapan air dan mineral dari tanaman/tiang yang dipanjatnya.

b.      Batang
Batang tanaman buah naga berbentuk segitiga, memiliki duri-duri pendek (tidak mencolok) tidak terlalu tajam pada setiap ruas batang (tumbuh disepanjang batang dibagian punggung sirip di sudut batang). Seluruh batangnya menjulur panjang seperti naga. Duri-durinya berwarna hitam. Karena durinya sangat pendek, tidak mencolok, dan tidak tajam, maka tanaman ini sering disebut sebagai ‘kaktus tidak berduri’. Dibagian duri tersebut sebagai tampat munculnya atau tumbuhnya buah dan bunga. Batang tanaman buah naga berwarna hijau dan bersifat lunak. Batang tanaman juga berfungsi sebagai daun.

c.       Bunga
Bunga tanaman buah naga berbentuk seperti terompet, mahkota bunga bagian luar berwarna krem dan mahkota bunga bagian dalam berwarna putih bersih sehingga pada saat bunga mekar tampak mahkota bunga berwarna krem bercampur putih. Bunga memiliki sepasang benangsari yang berwarna kuning. Bunga buah naga termasuk bunga hermaprodit, yaitu dalam satu bunga terdapat benangsari dan putik. Bunga muncul disepanjang batang dibagian punggung sirip yang berduri. Sehingga dengan demikian, pada satu ruas batang tumbuh bunga yang berjumlah banyak dan tangkai bunga yang sangat pendek.

Bunga buah akan mekar jika kuncup bunga panjang sudah mencapai sekitar 30 cm dan mekarnya mulai senja hari. Mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem akan mekar terlebih dahulu pada malam hari sekitar jam 21.00, kemudian disusul mekarnya mahkota bunga bagian dalam yang berwarna putih bersih dengan benang sari yang berwarna kuning. Selanjutnya bunga akan mekar penuh pada tengah malam dan akan mengeluarkan aroma yang sangat harum. Aroma yang sangat harum ini akan menyebar ke seluruh penjuru terbawa angin malam untuk menarik kelelawar agar kelelawar tersebut membantu menyerbuki bunga tersebut.

d.      Buah
Buah berbentuk bulat panjang dan biasanya terletak mendekati ujung cabang atau batang. Pada cabang atau batang biasanya tumbuh lebih dari satu dan kadang berdekatan. Kulit buah tebal sekitar 1 – 2 cm dan pada permukaan buah terdapat sirip atau jumbai berukuran sekitar 2 cm. Buah seperti berri dan berbentuk bulat lonjong dengan sari salut pada kulit buah berbentuk seperti ‘sisik naga’. Kulit mudah dikupas serta mengeluarkan cairan yang warnanya melekat pada tangan. Isinya (daging buah) berwarna putih atau merah, berair, dan rasanya sedikit manis, manis, atau manis sedikit masam. Biasanya berat buah antara 250 – 600 gram bergantung pada jenis dan juga tahap pemeliharaan tanaman. Presentase (%) gula dalam buah antara 17 – 21 % bagi buah yang masak.

5.      Biji
Biji berbentuk bulat berukuran kecil dan tipis tetapi sangat keras. Biji dapat digunakan untuk perbanyakan generatif, tetapi cara ini jarang dilakukan karena memerlukan waktu yang lama untuk berproduksi. Biasanya pembiakan dengan biji dilakukan oleh para peneliti untuk memunculkan varietas baru. Biji berwarna hitam dan halus. Endosperma sedikit atau bahkan tidak ada.


3.      Syarat tumbuh buah naga
Tanaman buah naga termasuk tanaman tropis yang mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca, seperti sinar matahari dan curah hujan. Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan buah naga adalah sekitar 60 mm/bulan atau 720 mm/tahun. Pada curah hujan 600 – 1.300 mm/tahun tanaman ini juga masih bisa tumbuh. Tanaman ini tidak tahan dengan genangan air. Hujan yang terlalu deras dan berkepanjangan bisa menyebabkan kerusakan tanaman terutama pembusukan akar dan merambat sampai pangkal batang. Intensitas sinar matahari yang dibutuhkan adalah sekitar 70 – 80 %, oleh karena itulah lebih baik tanaman ini ditanam dilahan tanpa naungan dan sirkulasi udara yang baik.
Tanaman buah naga lebih baik pertumbuhannya bila ditanam didaratan rendah antara 0 – 350 mdpl. Suhu udara yang ideal adalah sekitar 26 – 36 0 celcius dan kelembaban 70 – 90 %. Tanah harus beraerasi dangan baik dengan derajat keasaman pH 6,5 – 7. Agar tanaman buah naga dapat tumbuh dengan baik dan maksimal, media tumbuhnya harus subur dan mengandung bahan organik yang cukup dengan kandungan kalsium yang tinggi. Drainase harus berjalan baik dan bersifat porous, karena tanaman ini tidak tahan genangan air.

4.      Jenis-jenis buah naga yang dibudidayakan
Menurut Santoso (2008), jenis-jenis buah naga yang sering dibudidayakan di Indonesia antara lain :

a.      Hylocereus undatus (Merah Putih)
Jenis ini paling lazim dan banyak ditanam di Indonesia. Kulit buahnya merah dan daging buahnya putih. Kadar kemanisannya tergolong lebih rendah dari pada jenis bauh naga yang lain. Beratnya mencapai 400-700 gram per buah.
b.      Hylocereus polyrhizus (Merah Keunguan)
Kulit buahnya merah dan daging buah merah keunguan. Rasanya lebih manis dari pada H. undatus , tetapi beratnya maksimal hanya mencapai 400 gram per buah.
c.       Hylocereus costaricensis (Seper Merah)
Sepintas mirip H. polyrhizus tetapi warna daging buahnya merah mencolok dan rasanya sedikit lebih manis.
d.      Selenicereus megalanthus (Kuning)
Jenis ini paling berbeda. Kulit buahnya kuning. Buahnya kecil, bobotnya hanya 80-100 gram per buah. Namun, rasanya lebih manis dibanding dengan ketiga buah naga lainnya. Jenis ini biasanya ditanam di daerah dingin, pada ketinggian lebih dari 800 mdpl.
5.      Budidaya Tabulampot Buah Naga
Langkah-langkah dalam penanaman tabulampot buah naga meliputi sebagai berikut :

a.      Pembibitan / pemilihan bibit
Bibit diambil dari perbanyakan tanaman secara vegetatif yaitu dengan setek batang atau cabang. Batang atau cabang yang digunakan harus dalam kondisi sehat, tua, dan sudah berbuah 3- 4 kali, berwarna hijau gelap kelabu, dengan ukuran ideal 20 – 30 cm. Dengan ukuran tersebut tunas yang tumbuh akan cepat membesar dan sesuai untuk batang bawah bila ditanam untuk produksi. Apabila setek bibit diambil dari batang muda dan belum berbuah atau setek susulan akan mengakibatkan bibit bersifat lunak seolah memiliki kadar air tinggi dan akan mempengaruhi umur produksi. Setek dari tanaman induk yang sudah dipotong kemudian diangin-anginkan sampai getah mengering supaya tidak mudah busuk. Setelah dikeringanginkan, bagian pangkal batang dicelupkan dalam larutan zat perangsang tumbuh seperti misalnya Rootone F.

b.      Persiapan pot dan media tanam
Pot yang dipilih sebaiknya terbuat dari tanah liat dengan diameter 40-50 cm. Namun, bisa juga menggunakan pot plastik. Pot dipilih yang bagian bawahnya berlubang dan memiliki kaki-kaki atau penyangga. Sebagai media tanam, digunakan campuran tanah, pasir, bubuk bata merah, pupuk kandang, dan kompos ( 1 : 2 : 2 : 3 : 1 ). Selain itu, diperlukan juga dolomit dan pupuk NPK seperti Hortigro, Molyfert A, Shell Foliar B sebagai campuran media tanam. Untuk satu pot ukuran diatas diperlukan 100 gram dolomite dan 20 gram pupuk ( atau pupuk kimia sesuai aturan/anjuran pabrik ).

c.       Pembuatan tiang panjat
Tiang panjat digunakan untuk menegakkan batang tanaman yang tumbuh menjulur. Berikut  cara pembuatan tiang panjat :
1)         Menyiapkan besi beton berdiameter 8-10 cm dengan tinggi 200 cm. Balut seluruh permukaannya dengan sabut kelapa yang diikat dengan tali.
2)         Membuat palang silang (panjang palang ± 35 cm) yang terbuat dari balok kayu yang kuat (karena tanaman buah naga mempunyai usia yang relatif lama, sehingga nantinya dapat bertahan lama untuk menopang tanaman buah naga)
3)         Membuat lingkaran dari kawat dengan menghubungkan ujung-ujung dari balok kayu yang telah dibuat palang silang sehingga terbentuk seperti setir mobil yang nantinya digunakan sebagai penopang menjulurnya tanaman.
4)         Memasangkan penopang tersebut secara horizontal pada ujung tiang panjat dengan mengikat pertemuan jari-jari pada tiang panjat.
5)         Memberi kaki-kaki berbentuk trapesium dengan ukuran 30 x 35 cm pada bagian bawah, lalu pulas dengan aspal agar tidak mudah keropos.
6)         Selanjutnya, memasukkan tiang panjat tersebut tepat ke tengah-tengah pot.

d.      Proses penanaman
Berikut proses penanaman buah naga dalam pot :
1)         Mengisi pot dengan campuran media tanam hingga 80 % dari volume pot. Menambahkan dolomit 100 gram per pot (jika perlu) dan pupuk Hortigro 20 gram per pot kemudian mengaduknya hingga homogen.
2)         Membuat tiga lubang tanam dengan kedalaman 10 cm dan diameter 6 cm pada setiap pot.
3)         Mengisi setiap lubang tanam dengan bibit yang sudah disiapkan. Memadatkan media tanam di setiap pangkal bibit. Menyiramnya dengan air secukupnya dan jangan sampai menggenangi pangkal batang.
4)         Memasang tiang panjat dan mengikatkan bibit pada tiang tersebut agar tidak mudah roboh.
5)         Meletakkan pot dilokasi yang mendapat sinar matahari, terutama pada pagi hari.

e.      Perawatan
1)        Penyulaman
Dalam budidaya buah naga penyulaman sangat diperlukan agar tanaman dapat berproduksi optimal. Penyulaman dilakukan seminggu setelah bibit ditanam. Penyulaman merupakan penggantian tanaman yang mati , busuk pada pangkal batang, tidak tumbuh atau kerusakan fisik lainnya.

2)         Pemupukan
Pemupukan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan pembuahan tabulampot buah naga. Setiap bulan, tanaman buah naga diberi pupuk NPK ( 15 – 15 – 15 ) sebanyak 2 sdt/tanaman atau 6 sdt/pot yang berisi 3 buah bibit. Dapat ditambahkan juga pupuk mikro, seperti Metalik, dengan konsentrasi 4 ml/liter air dan volume semprot 3 liter/tanaman. Pada umur 6 bulan, beri pupuk Hortigro kuning dan Hortigro power masing-masing 0,5 sdt/tanaman.

3)        Pengairan
Tanaman buah naga membutuhkan pengairan yang rutin. Walaupun tanaman membutuhkan tanah pada lokasi yang kering, tetapi untuk memenuhi masa pertumbuhannya tetap diperlukan air untuk membantu proses fisiologis tanaman.
Pengairan dilakukan mulai hari ke 10 sesudah tanam atau sesuai kondisi lahan, apabila terlalu kering tanah harus segera disiram. Penyiraman tidak perlu terlalu banyak atau terendam karena akan menyebabkan busuk batang.
Frekuensi penyiraman berbeda pada tahap vegetatif dan generatif. Pada tahap vegetatif penyiraman dilakukan seminggi sekali hingga umur 6 bulan. Bila kondisi tanah kering atau musim kemarau, frekuensi penyiraman dapat dilakukan 5 – 7 hari sekali. Sementara pada tahap generatif, frekuensi penyiraman dilakukan 10 – 14 hari sekali. Waktu terbaik untuk melakukan penyiraman adalah pada pagi hari pukul 06.00 atau sore hari pukul 17.00.

a)      Penyiraman tanaman dikurangi
Pada saat tanaman mulai produksi bunga dan buah, penyiraman harus dikurangi agar pertumbuhan tunas baru menjadi lambat dan berhenti. Pengairan tanaman dihentikan bila sudah nampak tanda-tanda adanya kuncup bunga. Bila ada sekitar 30 % populasi tanaman sudah tumbuh kuncup maka pengairan cukup diberikan 2 minggu sekali.

b)      Pengairan tanaman dihentikan
Bila buah sudah membesar seukuran kepalan tangan walaupun masih hijau sedikit kemerahan pada kulitnya maka pengairan dihentikan hingga buah menjadi tua. Tanda buah sudah tua adalah ujung dan pangkal buah sedikit keriput dan keras.

4)         Pemangkasan
Faktor paling penting yang menentukan keberhasilan pembuahan tabulampot buah naga adalah pemangkasan. Pemangkasan diperlukan untuk membentuk cabang baru dan caban produktif. Pemangkasan dilakukan sejak tanaman berumur 2-3 bulan. Ujung batang dipangkas dengan menyisakan 40-60 cm dari media tanam. Dengan pemangkasan ini, pertumbuhan batang kearah atas akan lebih terpacu. Batang yang baru tumbuh inilah yang nantinya akan menjadi batang pokok. Setelah tingginya lebih dari 140-170 cm, kelebihannya harus dipangkas.
Dari batang pokok tadi akan tumbuh cabang-cabang baru berjajar sekitar 3-4 tunas. Pilih satu tunas yang pertumbuhannnya baik dan cepat, serta letakkan paling dekat dengan batang pokok. Buang tunas yang lain. Pada umur 6 bulan, tanaman biasanya akan mulai berbunga. Dari kuncup bunga hingga menjadi buah siap dipetik membutuhkan waktu sekitar 50-55 hari. 

5)         Repotting
Repotting tabulampot buah naga dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3 tahun. Saat mengeluarkan tanaman dari pot lama, harus dengan hati-hati. Yaitu mengambil seluruh bagian tanaman beserta tiang panjatnya. Selanjutnya, memindahkan tanaman tersebut kedalam pot baru berdiameter 60-70 cm yang sudah diisi dengan media tanam baru.

f.        Hama penyakit
Hama yang sering menyerang pada tanaman buah naga antara lain :
1)      Tungau
Hama tungau ( Tetranychus sp. ) akan menyerang kulit batang atau cabang dan merusak jaringan klorofil yang berfungsi untuk asimilasi dari hijau menjadi coklat. Penanggulangan dengan menyemprotkan Omite dengan dosis 1 – 2 gr/liter air yang diberikan 2-3 kali seminggu.

2)      Kutu putih
Tanaman buah naga yang diserrang hama kutu putih (mealybug) pada permukaan batang atau cabang akan berselaput kehitaman dan terlihat kotor. Hama ini bisa dikendalikan dengan menyemprotkan Kanon dengan dosis 1-2 cc/liter air seminggu sekali pada cabang ynag diserang. Biasanya dua kali penyemprotan hama kutu putih sudah hilang.

3)      Kutu sisik
Hama kutu sisik Pseudococus sp. Umumnya berada pada bagian cabang yang tidak terkena sinar matahari secara langsung dan cabang yang terserang hama ini akan terlihat kusam. Hama ini juga bisa diatasi dengan menyemprotkan Kanon dengan dosis 1-2 cc/liter air.

4)      Kutu batok
Hama kutu batok ( Aspidiotus sp. ) menyerang tanaman dengan mengisap cairan pada batang atau cabang yang menyebabkan cabang berubah menjadi berwarna kuning, pengendalian hama ini sama seperti pengendalian hama kutu sisik yaitu dengan menyemprotkan Kanon dengan dosis 1-2 cc/liter air.

5)      Semut
Pada umumnya semut akan muncul pada saat tanaman buah naga mulai berbunga. Semut akan mulai mengerubungi bunga yang baru kuncup dan akan mengakibatkan kulit buah nantinya akan berbintik-bintik berwarna kecoklatan yang tentunya akan mengakibatkan kualitas buah menurun. Pengendalian dapat dilakukan penyemprotan Gusadrin dengan dosis 2 cc/liter air.

6)      Bekicot
Hama bekicot sangat merugikan tanaman buah naga karena merusak batang dan cabang dengan cara menggerogotinya dan dapat mengakibatkan batang busuk. Hal ini biasanya disebabkan karena kebersihan kebun yang kurang terjaga. Penanggulangan hama ini dapat dilakukan dengan membersihkan gulma yang ada disekitar tiang panjat buah naga.

Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman buah naga antara lain :
1)   Busuk pangkal batang
Penyebab:
Penyakit ini timbul biasanya disebabkan oleh kelembaban tanah yang tinggi sehingga menyebabkan cendawan penyebab busuk batang berkembang biak dengan baik, cendawan yang biasanya menyebabkan busuk batang tersebut adalah Sclerotium rolfsii Sacc.
Gejala:
Penyakit ini sering terjadi pada bibit setek yang belum tumbuh akar dalam bentuk potongan. Penyakit ini umumnya menyerang pada awal penanaman buah naga, tanaman buah naga sering mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecoklatan, dan kadang terdapat bulu/hifa berwarna putih.
Penaggulangan :
Penanggulangan bisa dengan menyemprotkan Benlate dengan dosis 2 g/ltr air atau menggunakan Ridomil 2 g/ltr air dengan frekuensi penyemprotan sebulan sekali. Bilamuncul gejala kekuningan pada pangkal batang segera lakukan penyemprotan pada seluruh batang dan diutamakan pada pangkal batang yang terserang.

2)      Busuk bakteri
Penyakit busuk bakteri adalah penyakit pada buah naga yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas sp.
Gejala:
Gejala tanaman yang terserang adalah tenaman tampak layu, kusam, terdapat lendir putih kekuningan pada tanaman yang mengalami pembusukan.
Penanggulangan:
Penaggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan mencabut tanaman yang sakit, kemudian pada lubang tanam diberi Basamid dengan dosis 0,5-1 gram dalam bentuk serbuk kemudian pada lubang tanam tersebut ditanam bibit baru.

3)      Fusarium
Penyebab:
Penyakit fusarium adalah penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl.
Gejala:
Cabang tanaman akan berkerut, layu, dan busuk berwarna cokelat.
Penanggulangan:
Penanggulangannya dengan menyemprotkan Benlate dengan dosis 2g/liter air dalam seminggu 1-2 kali penyemprotan pada bagian batang dan cabang.

4)      Bercak kering
Penyebab:
Bercak kering adalah penyakit pada buah naga yang disebabkan oleh Phyllosticta concave dan Mycosphaerella spp.
Gejala:
Gejala tanaman yang terserang adalah timbulnya bercak-bercak kering berwarna cokelat keabu-abuan pada dahan.
Penanggulangan:
Penanggulangan penyakit bercak kering ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan bagian-bagian tanaman yang sudah terserang untuk selanjutnya dimusnahkan. Penanaman tanaman buah naga sebaiknya dilakukan dikawasan yang tidak memiliki kadar kelembaban yang tinggi karena penyakit ini jarang terjadi pada kawasan yang memiliki cuaca kering.

g.      Panen
Tabulampot buah naga biasanya akan mulai berbunga pada umur sekitar 6 bulan. Dari kuncup bunga hingga menjadi buah siap petik membutuhkan waktu sekitar 50 – 55 hari. Proses pematangan bunga ditandai dengan kelopak bunga yang menjadi layu dan kering dan putik muda mulai membesar. Buah cukup matang jika semua kulit buah berwarnamerah, kecuali sisik buah naga pada bagian ujung buah masih hijau sedikit. Apabila buah terlambat dipetik, maka akan timbul rekahan pada buah yang dapat menyebabkan buah cepat rusak. Buah naga merupakan jenis buah non klimaterik, oleh karena itu untuk memastikan buah yang dipetik manis dan enak dimakan buah naga perlu dipanen pada masa yang sesuai.
Pemetikan buah naga perlu dilakukan dalam jangka waktu lima hari supaya buah tidak merekah dipohon. Buah dipotong tangkainya dengan menggunakan pisau atau gunting tanpa merusak kulit buah. Ukuran buah yang didapat akan bergantung pada beberapa faktor, yaitu jenis tanaman, pengolahan lahan tanam yang baik, penyiraman air yang cukup, pemeliharaan tanaman pada lahan tanam, pemupukan, pemangkasan, dll.



semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar