Minggu, 17 Maret 2013

TEKNIK BUDIDAYA TERUNG

Terung/terong yang bahasa inggrisnya disebut eggplant alias buah telur merupakan tanaman sayuran yang populer dan sangat digemari masyarakat.  Terung sendiri ada bermacam-macam varietasnya.  Terung biasanya di masak sayur lodeh dengan kacang panjang sangat nikmat sekali dengan sajian sambal terasi dan tempe goreng.  Kalau anda mau memelihara terung di rumah juga sangat mudah, dan tidak terlalu lama anda bisa panen sendiri buah terung.

Buah terung sudah sangat dikenal masyarakat dan banyak digunakan sebagai lalap (sayuran segar) atau disayur. Hal ini disebabkan oleh rasa buah terung yang enak dan banyak mengandung vitamin.
Terung merupakan tanaman asli India dan Srilanka, dan satu famili dengan tomat dan kentang. Kandungan gizinya cukup tinggi, meliputi protein, lemak, kalsium, fosofr, besi, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Memiliki kadar kalium yang tinggi sekitar 217 mg/100 gr (kalium sangat penting bagi sistem saraf dan kontraksi otot, menjaga keseimbangan elektrolit tubuh), sedangka natrium rendah (3 mg/100 g). Dengan demikian buah terung sangat baik bagi kesehatan, yaitu untuk mencegah hipertensi. Kandungan serat terung sekitar 2,5 gr per 100 gram, sehingga sangat baik bagi pencernaan.
 
Syarat Tumbuh
Terung sangat mudah dibiakkan karena ia dapat hidup di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi sekitar 1.200 m dpl. Tanah sebaiknya memiliki cukup banyak kandungan bahan organik dan berdrainase baik. Selain itu, pH tanah harus berkisar antara 5-6 agar pertumbuhannya optimal.
 
Jenis terung terdiri dari :
a.       Terung Kopek : Buah bulat panjang dengan ujung tumpul, berwarna ungu / hijau keputihan, daging buah lunak, rasa agak manis.
b.       Terung Craigi : Buah bulat panjang, ujung runcing berwarna ungu / ungu muda.
c.       Terung Bogor : Buah bulat besar, berwarna putih / hijau keputihan, rasa renyah sedikit agak getir.
d.       Terung gelatik : Buah bulat, ukuran lebih kecil dari terung bogor, berwarna ungu.
e.       Terung hibrida : Empuk, rasa renyah, produksi tinggi.
Contoh : farmers long dan exstra long (Taiwan), Early Bir, Black Dragon. Vista, Longtom, Money Maker (Jepang).


CARA BUDIDAYA :
A. Pemilihan Benih
      a.   Pilih buah terung yang matang dari induk sehat
      b.   Belah membujur, keluarkan biji, keringanginkan selama beberapa hari (kadar air 12 %)
      c.   Masukan ke dalam botol berwarna, tutup, simpan di tempat kering dan teduh.
      d.   Bila akan menyemai : rendam benih di dalam air hangat 10-15 menit, lakukan seleksi benih.
      e.   Bungkus benih dalam gulungan kain basah, selama 24 jam.
 B.   Persemaian
      a.   Tanah persemaian dicampur pupuk kandang sebanyak 2 kg/m2
      b.   Sebar benih, tetapi jangan terlalu rapat
      c.   Tutup benih dengan tanah tipis, tutup dengan karung goni
      d.   Umur 10 - 15 hari pindahkan ke bumbunan daun pisang
      e.   Dibuat naungan dengan tinggi sebelah Timur 100 - 150 cm, sebelah Barat 80 - 100 cm
      f.    Setelah berumur 1-1,5 bulan, pindahkan ke kebun (berdaun empat)
      g.   Kebutuhan benih untuk 1 ha = 500 gram
 
      POLYBAG :
a.  Media yang digunakan merupakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1
b.       Ukuran polibag yang digunakan : tinggi 8 cm, diameter 5 cm
c.       Pestisida yang bisa digunakan berbahan aktif Metalaksil (Saromyl 35 SD)
 
C.   PERSIAPAN TANAH
      a.   Tanah diolah maksimal, supaya gembur
      b.   Dibuat bedengan dengan ukuran lebar 1,2 - 1,4 m, panjang sesuai kondisi lahan
      c.   Diantara bedengan dibuat parit selebar 30 - 50 cm untuk pembuangan air (Tanaman terung tidak tahan genangan)
      d.   Pupuk kandang yang diberikan dengan dosis 15 kg/10 m2, dolomit sebanyak 10-15 kg/10 m2.
      e.   Buat lubang tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm
 D.  PENANAMAN
      a.   Umur benih saat dipindahkan 1 - 1,5 bulan (daun berhelai 4, tinggi 7,5 cm)
      b.   Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari
      c.   Jarak tanam yang digunakan : jarak antar tanaman dalam barisan 60 cm, jarak antar barisan tanaman 70-80 cm. Setiap bedengan ada dua baris tanaman
      d.   Tanam sebatas leher akar
      e.   Pemupukan kimia :
            Urea                 :           2,5 gr / tanaman
            SP-18               :           3 gr / tanaman
            KCl                  :           1,5 gr / tanaman
      f.    Insektisida yang digunakan berbahan aktif Carbofuran (Furadan)
E.   PEMELIHARAAN
      a.   Penyulaman dilakukan masmal 2 minggu setelah tanam
      b.   Penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari (pagi dan sore) sampai
      c.   Pemupukan susulan I  dilakukan pada umur tanaman 21 hst :
            Urea                 :           2,5 - 3 gr / tanaman
            SP-18               :           2,5 - 3 gr / tanaman
            KCl                  :           1 - 1,5 gr / tanaman
            Pupuk diberikan di pinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal
d.       Pemupukan susulan II dilakukan pada umur 50 hst (dosis NPK 10 gram per lubang tanam)
e.       Pemupukan susulan III dilakukan pada saat panen yang kedua dengan pupuk NPK dosis 10 gram per tanaman.
f.        Pemasangan ajir dilakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu perakaran. Ajir dari belahan bambu dengan tinggi 80 - 100 cm.
g.       Penggemburan dan penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan
h.       Setiap tunas air yang tumbuh segera dipatahkan
i.         Mulsa jerami setebal 3-5 cm dilakukan seawal mungkin setelah tanam.
j.      Pengendalian HPT : HAMA APHIS (KUTU DAUN) Serangan hama ini ditandai dengan mengerutnya daun karena mengering. Daunnya berwarna kuning. Pemberantasannya umumnya dilakukan dengan Basudin 40 WP dan Bayrusi125 EC. Tungau (Tetranychus) Serangan hama ini ditandai dengan pertumbuhan tanaman terung menjadi abnormal. Daun pucuk atau tunas yang terserang berubah menjadi keriput dan berwarna kuning. Hama ini menyerang daun dan cabang muda dengan cara mengisap cairan dalam jaringan tanaman. Pengendalian serangan dilakukan dengan menggunakan larutan Kalthene 0,2 %, Dimetoate (Rogor, Roxixon) 0,1 % atau larutan Sumithion 1:1.000 (18 cc dalam 15 liter air). PENYAKIT KARAT DAUN Serangan penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning (blight) dan kanker pada daun maupun -tanaman. Penyebabnya adalah Phomopsis vexans (Sacc & Syd) Harter atau Diaphote vexans Gratz. Penyakit ini sulit diberantas. Untuk itu, sebaiknya pada awal penanaman digunakan Dithane M-45 berkonsentrasi 0,2-0,3 %. BUSUK AKAR Serangan penyakit ini ditandai dengan warna daun menjadi lebih hijau, lalu menjadi kuning, dan akhirnya mati. Penyebabnya adalah cendawan Yerticilium alboatrum yang menyerang akar dan pembuluh pada jaringan tanaman. Pencegahan serangan selanjutnya dengan menggunakan Dithane M-45 (0,2-0,3 %). Sebenarnya penyakit ini dapat dikendalikan dengan perlakuan tanah, antara lain fumigasi, drainase yang baik, dan rotasi tanaman.
 F.   PANEN
      a.  Umur terung yang dapat dipanen tergantung dari varietas yang ditanam. Namun, secara umum terung dapat dipanen sekitar 90 hari sejak tanam. Panen selanjutnya dilakukan selang seminggu, sehingga buah terung dapat dipanen 6-7 kali.
      b.  Waktu panen sebaiknya dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Hindari waktu panen saat terik matahari karena dapat mengganggu tanaman dan membuat kulit terung menjadi keriput (kering) sehingga menurunkan kualitas.

Sabtu, 16 Maret 2013

SISTIM BUDIDAYA PADI DENGAN METODE SRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION)



A.      Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang luas, memiliki lahan-lahan pertanian yang memadai namun selama ini kebutuhan akan bahan pokok seperti padi ternyata masih belum mencukupi, ini dibuktikan dengan seringnya pemerintah melalui bulog melakukan impor beras dari negara-negara tetangga. Berbagai cara pun dilakukan oleh pemerintah agar defisit beras dapat dikurangi atau bahkan surplus, antara lain bengan subsidi pupuk, benih, pengadaan proyek pertanian yang menguntungkan petani, dan berbagai usaha lainnya. Tetapi ternyata kebutuhan akan beras belum mencukupi bahkan malah semakin meningkat.
Akhir-akhir ini muncul trend baru dikalangan petani yaitu bertanam padi dengan sistem SRI (System  Of Rice Intensification) yang saat ini digalakkan oleh pemerintah melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Sistim SRI ini sebenarnya menekankan kepada bagaimana mengolah potensi lokal yang ramah lingkungan yang menitik beratkan pada prinsip daur ulang hara melalui panen dengan cara mengembalikan sebagian biomassa kedalam tanah, serta konservasi air. Selain itu juga dicirikan dengan input yang kecil tetapi berdampak menimbulkan output yang besar, hal ini sangat berbeda dengan sistem pertanian konvensional yang sering digunakan petani-petani di indonesia.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa indonesia melalui suatu bentuk pertanian yang berkelanjutan untuk saat ini dan generasi mendatang, sistem ini cocok untuk diterapkan oleh para petani di indonesia. Akan tetapi, ternyata tidak semua petani paham atau bahkan tahu mengenai sistem tanam padi dengan metode SRI sacara baik dan benar. Hanya petani-petani yang mengikuti program-progam dari balai penyuluh pertanian saja yang sedikit banyak tahu, sedangkan yang lain tidak.
Dari pembuatan makalah ini diharapkan bermanfaat untuk lebih mengenalkan masyarakat terutama petani dengan sistim budidaya padi metode SRI yang ramah lingkungan, biaya produksi lebih rendah, dan output (hasil produksi) yang lebih tinggi dibandingkan budidaya padi dengan sistem konvensional. Sehingga dengan keunggulan-keunggulan tersebut, petani mau untuk membantu pemerintah dalam hal swasembada bahan pokok serta ketahanan pangan nasional dengan cara meningkatkan hasil produksi dengan menerapkan sistem sri yang telah digalakkan oleh pemerintah.

B.       Permasalahan
Dalam hal budidaya tanaman padi, petani terbiasa dengan metode tanam konvensional sehingga dalam menerapkan metode tanam yang lain seperti metode SRI, petani belum paham dan masih banyak melakukan kesalahan dalam menerapkan metode ini. Makalah ini dibuat untuk memaparkan bagaimana cara budidaya tanaman padi dengan metode SRI (System  Of Rice Intensification) mulai dari pemilihan bibit sampai panen secara baik dan benar.

C.       Pembahasan
SRI (System  Of Rice Intensification) merupakan salah satu pendekatan dalam praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman, dan air melalui pemberdayaan petani yang berbasis pada kegiatan ramah lingkungan. Sistim ini mempunyai ciri yang khas yaitu input yang kecil tetapi mempunyai output yang besar dibandingkan dengan sistem konvensional.

1.     Sejarah SRI
Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak disengaja di Madagaskar antara tahun 1983 -1984 oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di sana. Oleh penemunya, metododologi ini selanjutnya dalam bahasa Prancis dinamakan Ie Systme de Riziculture Intensive disingkat SRI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.
Tahun 1990 dibentuk Association Tefy Saina (ATS), sebuah LSM Malagasy untuk memperkenalkan SRI. Empat tahun kemudian, Cornell International Institution for Food, Agriculture and Development(CIIFAD), mulai bekerja sama dengan Tefy Saina untuk memperkenalkan SRI di sekitar Ranomafana National Park di Madagaskar Timur, didukung oleh US Agency for International Development. SRI telah diuji di Cina, India, Indonesia, Filipina, Sri Langka, dan Bangladesh dengan hasil yang positif.
SRI menjadi terkenal di dunia melalui upaya dari Norman Uphoff (Director CIIFAD). Pada tahun 1987, Uphoff mengadakan presentase SRI di Indonesia yang merupakan kesempatan pertama SRI dilaksanakan di luar Madagaskar
Hasil metode SRI sangat memuaskan. Di Madagaskar, pada beberapa tanah tak subur yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10 – 15 ton/ha, bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha. Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Hanya saja diperlukan pikiran yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk bereksperimen.
Dalam SRI tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya, bukan diperlakukan seperti mesin yang dapat dimanipulasi. Semua unsur potensi dalam tanaman padi dikembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhannya.

2.    Prinsip Budidaya Padi Organik Metode SRI

a.      Tanaman dengan bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai (hss)
b.   Bibit ditanam satu lubang satu pohon dengan jarak tanam 25 x 25 dan 30 x 30 atau lebih    jarang.
c.      Pemberian air macak-macak (seinggi 2cm) dengan pengairan berseling.
d.    Pindah tanam sesegera mungkin karena bibit masih muda dan sangat rentan (tidak lebih dari 30 menit).
e.      Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari.
f.        Hanya menggunakan pupuk organic.

3.    Keunggulan Metode SRI

a.        Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak ( Irigasi terputus).
b.       Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang dll.
c.        Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan lebih awal
d.       Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha
e.       Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan Mikro-oragisme Lokal), begitu juga penggunaan pestisida.


4.    Tahap pelaksanaan pola tanam SRI
a.     Penyiapan lahan
Sebagai persiapan, lahan diolah seperti mengolah tanah sebelum tanam dalam pertanian konvensional, dengan urutan sebagai berikut. Mula-mula tanah dibajak menggunakan traktor atau tenaga sapi. Selanjutnya tanah digaru sambil disebari pupuk organik. Terakhir, tanah diratakan. Kegiatan olah tanah ini dapat dilakukan sekali maupun duakali olah tanah, hanya saja dalam pelaksanaan dua kali olah tanah dapat menambah biaya produksi akan etapi dapat mengurangi gulma/tanaman pengganggu dan dapat membuat struktur tanah lebih halus. Pada saat menggaru dan meratakan tanah, diusahakan agar air tidak mengalir terus menerus di dalam sawah supaya unsur hara yang ada pada tanah tidak hanyut. Setelah tanah rata, kemudian dibuat parit padabagian pinggir dan tengah tiap petakan untuk memudahkan pengaturan air.
Dengan ketentuan lebar parit berukuran ± 20 cm dengan kedalaman rata-rata cangkul seperti biasa, sedangkan panjang dan lebar petakan kecil yang terbentuk antara 2 m2. Hal ini dimungkinkan agar pada saat pindah tanam petani tidak merusak lahan, sehingga dapat berjalan lewat parit-parit yang dibuat dan juga mempermudah dalam hal penyianggan nantinya. (Gambar 1)
Unuk menentukan jarak tanam petani dapat membuat alat yang berfungsi sebagai penggaris/pengatur jarak tanam sepserti pada gambar 2. Gigi-gigi pada alat tersebut berfungsi sebagai penanda, dimana cara penggunaannya adaah dengan menggariskannya pada lahan tanam secara horizontal dan vertical sehingga terbentuk tittik-titik pertemuan antar garis yang digunakan sebagai lubang/titik tanam.
Untuk pupuk dasar, petani dapat mencampurkannya langsung ketika olah tanah ini. Selain agar tidak hanayut terbawa air, hal ini juga bertujuan untuk mencampur pupuk dasar agar rata. Pupuk dasar yang digunakan yaitu pupuk yang sifatnya organik dan bukan kimia, seperti pupuk kompos maupun pupuk hijau.

b.    Penyiapan benih
Benih diseleksi dengan bantuan penggunaan air garam dan telur ayam/itik/bebek. Telur yang bagus umumnya dalam air akan tenggelam, namun bila pada air ini diberi garam yang cukup dan diaduk maka telur yang bagus itu akan mengapung. Bila telur belum juga mengapung maka tambahkan lagi garamnya sampai telur ini mengapung karena berat jenisnya (BJ) menjadi lebih rendah daripada air garam. Air garam yang sudah mampu mengapungkan telur ini dapat digunakan untuk seleksi benih. Biasanya apabila telur sudah mengapung,berarti kadar garam dalam air ± 5 %. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut :
Pertama, benih dimasukkan ke dalam air garam dan dipilih hanya benih yang tenggelam, karena gabah yang mengapung belum terlalu masak secara fisiologis/tidak mentes sehingga tidak baik jika digunakan sebagai benih
Kedua, benih yang baik kemudian dicuci dengan bersih sampai unsure garamnya hilang dari benih tersebut, juga akan lebih baik jika dicuci menggunakan wadah yang berlubang dan pada air yang mengalir untuk meyakinkan benih benar-benar akan terbebas dari garam;
Ketiga, benih yang sudah bebas dari garam direndam dalam air biasa selama sekitar 24 jam;
Keempat, setelah benih direndam, kemudian dipemeram selama sekitar 36 jam yaitu benih di bungkus dengan karung goni atau kain yang basah. Penyimpanan benih ini akan lebih baik ditempat yang hangat  dan diusahakan agar kain tetap basah dan lembab;
Kelima, setelah diperam selama 36 jam dan berkecambah atau muncul akar pendek, benih siap disemai/ ditebar.

c.     Penyemian

Penyemaian dapat dilakukan di sawah, di ladang atau dalam wadah seperti kotak plastik atau besek/pipiti yang diberi alas plastik/daun pisang dan berada di area terbuka yang mendapatkan sinar matahari. Tanah untuk penyemaian tidak menggunakan tanah sawah tetapi menggunakan tanah darat yang gembur dicampur dengan kompos dengan perbandingan tanah:kompos sebaiknya minimal 2:1 dan akan lebih baik bila 1:1, dapat juga ditambahkan pada campuran ini abu bakar agar medianya semakin gembur sehingga nantinya benih semakin mudah diambil dari penyemaian untuk menghindari putusnya akar. Luas area yang diperlukan untuk penyemaian minimal adalah sekitar 20 m2 untuk setiap 5 kg benih, sehingga bila penyemaian dilakukan pada wadah dapat dihitung jumlah wadah yang diperlukan menyesuaikan dengan ukuran masing-masing wadah dan tentunya akan lebih baik lagi bila tempat penyemaiannya lebih luas untuk pertumbuhan benih yang lebih sehat.
Untuk penyemaian yang dilakukan di sawah atau ladang, tempat penyemaian dibuat menjadi berupa tegalan/guludan seperti untuk penanaman sayuran dengan ketinggian tanahnya sekitar 15 cm, lebar sebaiknya sekitar 125 cm dan seluruh pinggirannya ditahan dengan papan, triplek atau batang pisang untuk mencegah erosi. Benih yang sudah ditebar sebaiknya kemudian ditutup lagi dengan lapisan tipis tanah atau kompos atau abu bakar untuk mempertahankan kelembabannya kemudian ditutup lagi dengan jerami atau daun kelapa untuk menghindari dimakan burung dan gangguan dari air hujan sampai tumbuh tunas dengan tinggi sekitar 1 cm.
Setelah dilakukan penyemaian benih-benih ini harus dirawat dengan melakukan penyiraman setiap pagi dan sore bila tidak turun hujan. Untuk pola tanam SRI benih siap di tanam ke sawah saat usianya belum mencapai 15 hari dan sebaiknya antara umur 8-10 hari setelah tebar yaitu saat baru memiliki dua helai daun.

d.    Penanaman
Pada pola tanam SRI benih diperlakukan dengan hati-hati. Bibit yang ditanam di persemaian sawah atau ladang tidak boleh diambil dengan cara dicabut atau ditarik tetapi dengan cara di ambil bagian bawah tanahnya (tanah ikut terbawa) sehingga akar tanaman tidak rusak. Kemudian kumpulan bibi yang teah dicabut  ditempatkan pada suatu wadah, missal pelepah pisang, bambu atau lainnya untuk di bawa ke tempat penanaman. Pemindahan harus dilakukan secepat mungkin dalam waktu sekitar 30 menit atau lebih baik lagi dalam waktu 15 menit untuk menghindari trauma dan shok. Untuk bibit yang ditanam menggunakan wadah akan lebih mudah membawanya ke tempat penanaman. Bibit dipilih yang sehat diantara cirinya adalah lebih tinggi/ besar dan daunnya lebih tegak ke atas atau daunnya tidak terlalu terkulai. Penanaman bibitdilakukan secara dangkal ( sedalam ± 1 cm ) dan hanya cukup satu sampai 3 bibit untuk satu titik/ lubang tanam.
Bibit ditanamkan dengan menggesernya di atas permukaan tanah, yang lebih mudah menggunakan jari jempol dan telunjuk. Sisa dari bibit dapat ditanam tunggal dibagian terluar diantara tanaman padi lainnya dari tiap petakan sebagai cadangan bila di kemudian hari ada tanaman yang tidak baik tumbuhnya. Penyulaman dilakukan menggunakan tanaman yang disiapkan sebagai cadangan di antara tanaman utama atau mengambil dari rumpun yang sewaktu ditanam berasal dari 2 atau 3 bibit.

e.    Perawatan
Tanaman padi yang terawat akan memberikan hasil panen yang jauh lebih baik daripada padi di sawah yang biarkan begitu saja. Air diatur agar hanya macak-macak atau mengalir di saluran air saja, perendaman lahan selama beberapa saat dilakukan bila lahan sawah terlihat kering dan adanya retakan halus pada tanah. Penanganan gulma dilakukan dengan penyiangan mekanis sampai gulma tersebut tercabut dari tanah untuk kemudian dibenamkan menggunakan tangan atau kaki sedalam mungkin agar tidak mampu tumbuh lagi bisa juga dengan menggunakan sosrok maupun alat lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip budidaya padi dengan sisim SRI yang bersifat ramah ingkungan ini. Dari setiap proses penyiangan mekanis ini dapat diharapkan nantinya ada penambahan hasil panen satu atau bahkan dua ton per hektarnya sehingga nilai tambah dari penyiangan ini sebenarnya cukup tinggi. Sebelum penyiangan tanah sebaiknya direndam untuk melunakkan tanah dan setelah dilakukan penyiangan air kembali dibuang dan sawah dalam keadaan macak-macak.
Untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik dari gulma maka perlu dilakukan penyemprotan MOL (mikro-organisma lokal) setelah proses penyiangan. Penyemprotan MOL di arahkan ke tanah bukan ke tanaman karena maksudnya adalah penambahan jumlah bakteri pengurai ke dalam tanah untuk melakukan proses dekomposisi bahan organik. MOL ini dapat juga di campur dengan pupuk organik cair (POC) untuk memberikan tambahan unsur hara ke dalam tanah. Konsentrasi larutan untuk penyemprotan baik MOL, POC maupun campuran MOL dan POC jangan terlalu pekat untuk menghindari terjadinya proses dekomposisi yang berlebihan pada tanah yang mengakibatkan akan menguningnya tanaman untuk sementara karena unsur N yang ada dipergunakan oleh bakteri pengurai untuk aktivitasnya. Proses dekomposisi yang berlebihan pun akan terjadi bila menggunakan pupuk kandang atau daun-daunan segar secara langsung ke sawah tanpa proses pengkomposan diluar sawah sehingga tidak baik bila diaplikasikan pada sawah yang sudah ada tanaman padinya. Oleh karenanya resiko penggunaan MOL atau POC yang berlebihan atau terlalu pekat tetap ada tetapi jauh lebih ringan daripada penggunaan bahan kimia.
Untuk lahan sawah yang penggunaan komposnya di bawah jumlah ideal sebaiknya pemakaian POC di tingkatkan jumlahnya. Interval penyiangan mekanis normalnya dilakukan setiap 10 hari sekali tetapi harus segera dilaksanakan bila ada indikasi pertumbuhan gulma sebelum gulma ini semakin tinggi sehingga semakin sulit dihilangkan. Penyemprotan POC kaya N dapat dilakukan pada usia padi 20 hari setelah semai (hss), 30 hss, 40 hss dan 50 hss. Namun penyemprotan POC kaya N ini dapat dilakukan kapanpun juga bila diperlukan pada kondisi padi terlihat mengalami kahat/kekurangan N dengan gejala daun menguning terutama antara 40 hss – 60 hss. Gabungan POC kaya P dan K disemprotkan 2 atau 3 kali saat padi sudah memasuki usia sekitar 70 hss untuk memperbaiki kualitas pengisian gabah dengan interval penyemprotan 10 hari. Frekuensi penyemprotan POC dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan berdasarkan pengamatan dari pertumbuhan tanaman. Penyemprotan POC atau MOL harus dilakukan dalam kondisi lahan tidak tergenang dan diusahakan pada saat padi mulai berbunga penyemprotan POC sudah dihentikan agar tidak mengganggu proses penyerbukan. Penanganan organisma pengganggu tanaman (OPT) berupa hama/penyakit dilakukan dengan penggunaan atau penyemprotan pestisida nabati/pestisida organik lokal (POL) yang diarahkan ke tanaman. Penyemprotan dapat dilakukan sebagai usaha preventif/pencegahan secara berkala ataupun untuk penanggulangan. Saat mulai muncul malai lahan digenangi air setinggi sekitar 1 – 2 cm dari permukaan tanah secara terus menerus sampai saat padi sudah mulai terisi. Aliran air kemudian dihentikan samasekali atau lahan dikeringkan seterusnya ketika bulir padi sudah terisi.

f.      Pemanenan
Panen dilakukan saat padi mencapai umur panen sesuai deskripsi untuk masing-masing varietas dihitung dari saat tebar/semai di penyemaian atau sekitar 30-35 hari setelah berbunga atau ketika sekitar 90% padi sudah menguning. Hindari pemanenan pada saat udara mendung atau gerimis.


D.      Kesimpulan saran

1.       Kesimpulan
Langkah-langkah dalam bercocok tanam dengan metode SRI antara lain:
a.        Penyiapan lahan, yaitu pembajakan, penambahan pupuk dasar, penggaruan, dan penandaan jarak tanam.
b.       Penyiapan benih, benih seleksi larutan garam 5%,pencucian, perendaman (24 jam), dan pemeraman (36 jam).
c.        Penyemaian, yaitu penyemaian dalam wadah sampai umur 7-10 hari.
d.       Penanaman/transplanting, yaitu penanaman 1 lubang berisi 1-3 bibit dan diambil beserta tanahnya.
e.      Perawatan, dapat dilakukan penyiangan ( 10 hari sekali), penggenangan (2cm/macak-macak), penembahan MOL dan POC, jika diperlukan dapat digunakan juga POL.
f.         Panen, dilakukan jika padi sudah 90 % menguning.

2.       Saran
Dalam penerapan SRI pada awalnya membutuhkan pelatihan/pendampingan  yang benar-benar membuat para petani paham dengan mekanisme kerja system tersebut, bila perlu diadakan pendampingan/penyuluhan dari para ahli pertanian secara inensif selama proses usaha pertanian dilakukan.



E.    

AGAR DURIAN BISA BERBUAH DI LUAR MUSIM

Durian (Bombacaceae, sp) biasanya hanya berbunga satu kali dalam setahun, makanya ada yang namamnya musim durian. Namun saat ini teknologi pertanian telah maju sehingga kita bisa membuat durian berbuah diluar musimnya.  Kalau durian kita berbuah pas lagi tidak musim dijamin harga akan tinggi. Durian merupakan salah satu produk hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan berpotensi untuk pasar dalam negeri maupun pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Tanaman durian biasa dijumpai di hutan Malaysia, Sumatera dan Kalimantan yang berupa tanaman liar.
Beberapa jenis varietas durian terkenal adalah : durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), sijapang (Betawai) dan sihijau (Kalimantan Selatan).
Buah durian mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Tiap 100 g buah durian mengandung 2,5 g Protein, 601 mg Kalium, 2,5 g Lemak, 28,3 g Karbohidrat, 44 mg Fosfor, 57 mg Vtamin C, 175 SI Vitamin A, 0,27 mg thiamin, 0,29 mg riboflavin, 134 energi, 1,3 besi dan 67 g air.
Di Indonesia durian dipanen musiman, bila sedang panen raya harga buah durian menurun bahkan harganya sangat murah (Rp. 2000,-/buah). Pada waktu tidak musim buah sulit ditemukan dipasaran, kalaulah ada buah durian harganya lebih mahal (Rp. 25.000,- sampai 75.000,-/buah). Pasokan pemaran durian di Indonesia umumnya tinggi dari bulan Desember hingga bulan Maret sedangkan bulan April hingga bulan Nopember mengalami kelangkaan.
Keadaan seperti ini dari segi agribisnis tentulah kurang menguntungkan, karena akan akan terjadi fluktuasi harga yang sangat tajam, sedangkan pada awal dan akhir musim panen harganya menjadi sangat tinggi. 

Pemilihan Teknologi Pembuatan Durian Di Luar Musim
Berbagai Teknologi pembuahan Durian diluar musim yang ada sejak jaman nenek moyang kia dulu hingga kini dilakukan dengan cara mekanis dan dengan cara kimia pertanian anara lain :
a.       Cara Mekanis
·         Kerat
Mengerat pembuluh floem (kulit pohon) melingkar sepanjang lingkaran pohon dengan lebar kurang lebih 1 cm sampai kelihatan pembuluh xylem (kayu pohon) kemudian dibalut menggunakan sholatib atau bahan lainnya untuk menutupi keratin agar tidak kering dan tidak mati.
·         Pruning
Memangkas daun, cabang dan ranting, hingga pohon gundul atau tersisa sedikit daun.
·         Pelukaan
Melukai pembuluh floem dengan benda tajam. Bentuknya bias dengan mengerok, mencacah, memaku dan mengiris kulit kayu.
·         Pengikatan
Mengikat erat pohon dengan kawat hingga transport hasil fotosintesa pembuluh floem terhambat.
·         Stressing air
Tidak menyiram tanaman hingga mencapai titik layu permanen, kemudian dengan tiba-tiba melakukan penggenangan perakaran dan pangkal batang hingga jenuh air dalam waktu tertentu.
Cara mekanik tersebut pada prinsipnya adalam merubah perbandingan unsure carbon (C) dan nitrogen (N) dalam tubuh tanaman. Cara ini memunyai kelemahan yaitu tak terukur. Kalau aplikasinya kebetulan pas berhasil, tapi kalau tidak pas bias gagal.
b.      Cara Kimia
Cara membuahkan buah diluar musim yang terukur dan yang paling banyak dipilih adalah dengan menggunakan agro-chemical (kimia Pertanian), berupa bahan aktif zat pengatur tumbuh (ZPT). Teknologi agro-chemical ini merubah fisiologis tanaman dengan cara menghambat fase pertumbuhan vegetative dengan peran hormone atau senyawa kimia tertentu, agar muncul fase generative (bunga dan buah).
Bahan aktif ZPT yang daoat dibeli dan dipergunakan untuk membuahkan durian diluar musim diantaranya; kimia pertanian (NA, Auxin, dan Paklobutrazol). ZPT tersbut bias dibeli ditoko pertanian/took bahan kimia.
Cara kerja ZPT kimia pertanian antara lain :
·         Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid / Asam Naftali Asetat), merupakan jenis ZPT yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman. Dengan konsentrasi 5-10 ppm yang disemprotkan pada waktu pagi hari (jam 06.00 – 10.00) ke seluruh bagian tanaman batang ranting dan erutama stomata daun terbukti dapat memunculkan bunga).
·         Auxin secara khusus jarang diperdagangkan dengan merk dagang tertentu, karena harganya per milligram yang sangat mahal. Auxin digunakan dalam dosis kecil, part per million (ppm), berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, pembentukan bunga dan buah, pertumbuhan akar pada stek atang, memperpanjang ttik tumbuh serta mencegah gugur daun dan buah.
·         Paclobutrazol dipasaran memiliki nama dagang diantaranya Patrol, Cutar, Goldstar. ZPT ini berfungsi menghentikan fase vegetative dan memacu fase generative. Penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan, batang dan dahan getas/kropos, daun mengeriting dan pertumbuhan vegetative dapat terhenti (stagnan) hingga kurun waktu 3 tahun. ZPT ini efektif digunakan pada tanaman keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk dan durian.
Pada dasarnya penggunaan ZPT ini dilakukan pada saat tanaman dibuahkan diluar musim dengan memastikan kondisi tanaman tidak akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan.
Sebagai contoh aplikasi pembuahan durian diluar musim adalah penggunaan ZPT Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid/Asam Naftali Asetat), yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman. Sebelum ZPT disemprotkan, kira-kira 3 bulan sebelumnya tanah areal penanaman harus dikeringkan. Jika pada waktu pengeringan turun hujan, tanah disekeliling tanaman pada radius 5-7 meter diberi mulsa dan dibuatkan saluran pembuangan air.
Tanaman buah durian yang sehat, ditandai percabangan merata, daun berwarna hijau tua mengkilat dan tidak terserang hama atau penyakit. Tanaman sudah cukup umur atau sudah berbunga. Tanaman utama tidak dalam fase pertumbuhan tunas tanaman dan daun baru (pupus).
Cara kerja zat perangsang Tumbuh Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid / Asam Naftali Asetat) dengan menagtur pembungaandi setiap pohon durian perblok. Jika menginginkan panen durian bulan Agustus – November, maka sekitar bulan Maret Tanaman pada blok disemprotkan Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid / Asam Naftali Asetat) dengan konsantrasi 5-10 ppm per pohon pada waktu pagi hari (jam 06.00 – 10.00) dengan cara ;
·         Disemprotkan ke seluruh bagian tanaman batang ranting dan terutama stomata daun.
·         Disemprotkan secara merata pada tanaman sehat, ditandai dengan munculnya tunas bunga pada percabangan, dibagian bawah daun yang berwarna hijau tua mengkilat dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.
·         Disemprotkan secara merata pada tanaman dan pada bunga di percabangan.
·         Disemprotkan keseluruh bagian cabang dan daun yang tersisa.

permaculture


Saat ini orang dihadapkan pada masa depan yang tidak jelas dengan berbagai krisis yang membayangi seperti krisis energi dan kekawatiran akan habisnya cadangan bahan bakar fosil dunia. Krisis sosial, dimana masyarakat tidak lagi peduli dengan sesama bahkan itu tetangganya sendiri. Krisis pangan, di sejumlah negara terjadi kelaparan dan malnutrisi bahkan di Indonesia sendiri. Dan banyak krisis – krisis lainnya yang mungkin akan menimpa kehidupan manusia dalam waktu dekat.Sejak manusia memasuki periode post modern (1949 - 2011) selama lebih kurang 62 tahun telah menghabiskan setengah dari cadangan sumber daya alam yang ada di bumi ini untuk menunjang gaya hidupnya. Padahal manusia yang hidup sebelum masa ini telah bisa hidup ribuan tahun dengan pemakaian sumber daya alam yang jauh lebih sedikit. Terlepas dari ledakan populasi manusia di bumi ini, apakah begitu rakusnya manusia sekarang?. Bagaimana dengan kehidupan manusia setelah 62 tahun ke depan dimana diprediksi sumber daya alam yang ada telah habis digunakan, atau bahkan lebih cepat daripada itu.Mari kita lihat kembali bagaimana masyarakat sebelum zaman modern melakukan pengelolaan sumber daya alamnya sehingga mampu untuk bertahan ribuan tahun, angka yang bisa menggambarkan sebuah berkelanjutan (sustainability). Dalam pemanfaatan sumber makanan, khususnya dalam sejarah masyarakat indonesia, masyarakat terdahulu memakan lebih banyak jenis sumber karbohidrat seperti sagu, ubi kayu, talas, umbi-umbian liar, dan padi. Hal ini cukup menjadi sumber energi dan dengan banyaknya pilihan membuat sumber daya tersebut tidak tereksploitasi secara berlebihan. Dalam pemanfaatan sumber protein, dalam masyarakat terpencil di sebagian indonesia masih memiliki kearifan lokal untuk berburu binatang yang ada di hutan dan ikan di perairan dalam jumlah terbatas, mereka hanya menangkap sesuai dengan kebutuhan mereka sehari-hari.Pada masa sekarang banyak orang menganggap bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan lagi dengan berbagai alasan. Namun banyak jalan untuk mengadopsi cara tersebut ke dalam kehidupan sekarang. Bagian terpenting dari hal tersebut bagaimana mengadopsi nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal masyarakat primitif atau terdahulu ke dalam prinsip dan cara hidup di masa sekarang. Karena nilai-nilai yang terkandung tersebutlah mereka bisa hidup selama ribuan tahun tanpa mengeksploitasi habis-habisan sumber daya alam.PERMAKULTURPermanen Agrikultur dapat diartikan sebagai suatu bentuk pengelolaan pertanian dan peternakan yang meningkatkan kualitas lahan, memberikan hasil dan pendapatan, dan tetap berkelanjutan hingga ke masa depan. Sedangkan permanen kultur dapat diartikan sebagai suatu bentuk melestarikan, mendukung dan bekerjasama dengan budaya dan lingkungan setempat, dan tumbuh bersama dalam waktu yang bersamaan. Bekerja dengan alam dan manusia serta belajar dari mereka, bukannya melawan atau bersaing dengan mereka. Permakultur menawarkan teknik dan gagasan yang membantu manusia menuju kearah lingkungan, budaya, dan masyarakat yang sehat. Ini berdasar pada langkah-langkah etika dan prinsip. Etika dan prinsip ini berbicara tentang tanggungjawab terhadap kehidupan, lingkungan, dan masa depan manusia itu sendiri. Permakultur juga membantu manusia dalam merencanakan masa depan yang aman bagi keluarga, alam dan budaya manusia sendiri. (McKenzie & Lemos, 2006).1.      Etika permakultur
Menurut McKenzie & Lemos (2006) etika permakultur meliputi :a.    Etika terhadap bumi
Peduli terhadap bumi berarti peduli terhadap sumberdaya alam. Setiap tindakan yang merusak, membuat polusi, dan menghancurkan lingkungan dan alam, sama saja dengan merugikan masyarakat itu sendiri.  Lingkungan hidup ini merupakan kunci dari sebuah masa depan, sehingga perlu dilindungi, dipelihara dan diperbaiki. Jika lahan diolah secara berkesinambungan dan perlahan berkembang, produktivitasnya juga akan meningkat pula. Hal ini akan menyediakan produktivitas jangka panjang bagi petani dan anak-anaknya, serta perlindungan dan kesehatan bagi penggarap lahan dan lingkungan sekitar.
b.   Peduli terhadap masyarakat
Peduli terhadap masyarakat berarti menyiapkan masa depan yang sehat dan aman bagi setiap orang. Permakultur adalah tentang meningkatkan kesempatan manusia, lingkungan, pangan, kesehatan, dan kesejahteraan manusia.c.    Peduli terhadap masa depan
Semua hal yang kita lakukan sekarang akan memberi dampak kepada masa depan. Peduli terhadap masa depan berarti selalu mempertimbangkan dan merencanakan masa depan, bukan hanya untuk 10, 20, 50, atau 100 tahun kedepan, tapi juga untuk ribuan tahun kedepan. Karena anak cucu kita dan anak cucu mereka, sangat tergantung pada kita untuk mendapatkan tempat terbaik untuk hidup. Etika ini mesti diterapkan oleh semua lapisan masyarakat.2.      Prinsip permakultur
Sedangkan prinsip-prinsip permakultur menurut McKenzie  & Lemos (2006),  meliputi :a.         Perbedaan. Ditujukan untuk mengintegrasikan jenis-jenis makanan, tumbuh-tumbuhan dan ternak yang bermanfaat ke dalam disain. Ini adalah untuk membangun kestabilan sebuah system polikulural yang interaktif dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia dan makhluk-makhluk lain di bumi.
b.        Efek tepian. Secara keseluruhan, ada kelebihan energy dan kelebihan perbedaan kehidupan dimana dua hal ini bertumpangan. Efek tepian berada di perbatasan ini karena mendapatkan keuntungan dari kedua kelebihan ini. Pemanfaatan efek tepian, dan pola-pola alami lainnya menciptakan pengaruh yang terbaik.
c.         Perencanaan energi. Penempatan unsure-unsur sebiak mungkin untuk menghemat energy (termasuk pupuk, air dan tenaga manusia). Memanfaatkan energy dan sumber-sumber yang ada, pertama dari setempat dan kemudian dari luar system, untuk menghemat energy dan biaya. Sumber energy sekeliling kita meliputi tenaga alam seperti gravitasi, tenaga angin dan tenaga air.
d.        Perputaran energi. Dalam system alami tidak ada limbah atau polusi. Sisa dari satu proses alami menjadi sumber untuk proses lainnya. Sedapat mungkin, daur ulang dan gunakan kembali semua sumber, semaksimal mungkin.
e.         Skala. Menciptakan system skala kemanusiaan dengan memilih teknologi yang sederhana dan sesuai untuk digunakan dalam disain. Hal ini bisa dilakukan dengan memulai dari yang kecil dan mengambil langkah-langkah yang mudah untuk mencapai tujuan yang ideal.
f.         Sumber-sumber biologi. Menggunakan metode-metode dan proses-proses alami untuk menjalankan semua kegiatan dengan mencari bahan-bahan yang ada pada alam (tanaman, binaang, bakteri) yang mendukung rancangan system dan menghemat masukan energy dari luar
g.        Unsur ganda. Mendukung setiap kebutuhan vital dan fungsi penting dalam berbagai cara, sehingga apabila ada salah satu yang gagal, tidak akan menghambat jalan proses yang lain. Juga, perlu diketahui bahwa hampir selalu ada beberapa cara untuk setiap proses.
h.        Fungsi Ganda. Kebanyakan bahan bisa digunakan dalam berbagai macam cara dan untuk berbagai macam fungsi. Satu peraturan pokok dalam permakultur adalah mencoba unuk merancang tiga fungsi untuk setiap unsur system. Ini akan menghemat ruang, waktu dan biaya.
i.          Rangkaian alami. Bekerja sama dengan alam dan proses-proses alami. Hal ini ditempuh dengan memikirkan perkembangan ke depan dengan mengadakan penelitian dan observasi kalau diperlukan.
j.          Lokasi berhubungan. Menempatkan setiap unsur berhubungan agar bisa menguntungkan satu sama lain. Sebagai contoh, menyimpan alat-alat di tempat yang dekat dengan tempat penggunanya.
k.        Tanggung jawab individu. Aksi kita akan memberikan efek pada hidup kita sendiri, kehidupan keluarga, teman-teman serta siapa saja secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kita. Setiap tindakan berkelanjtuan yang bersifat membangun yang kita lakuan akan menciptakan keuntungan bagi banyak orang. Begitu pula halnya dengan tindakan-tindakan yang bersifat merusak, efeknya bisa meluas.
l.          Bekerja sama, bukan bersaing. Kerjasama diantara masyarakat, mendukung keterlibatan masyarakat, pertukaran di antara anggota kelompok, berbagi dan saling menambah pengetahuan dan keahlian. Melalui kerjasama, banyak keuntungan yang bisa dicapai. Kerjasama sangatlah penting bagi seluruh lapisan, baik dalam keluarga, desa, kecamatan, hingga seluruh negara. Persaingan, sebaliknya menghasilkan konflik, kecemburuan, dan kemarahan di dalam masyarakat khususnya bila sumberdaya mulai langka. Contoh yang bagus adalah penggunaan air, dimana umumnya sebagian kecil masyarakat memperoleh lebih banyak, dan sisanya mendapatkan sedikit sekali.
m.      Melihat solusinya, bukan masalahnya. Setiap masalah yang kita hadapi memiliki solusi. Seringkali, masalah justru mengandung jawabannya. Contohnya, memakai gulma sebagai kompos dan mulsa, semua kotoran makhluk hidup merupakan bahan bermutu tinggi untuk menyuburkan tanah.
n.        Pengamatan. Pola alami dan siklus alam akan membantu kita memahami dan membuat rencana yang lebih baik untuk lahan pertanian, rumah, dan kebun kita. Pengamatan membantu kita untuk memahami hal-hal seperti apa-apa saja yang bisa bekerja, apa yang perlu diubah, dan dengan mengadakan percobaan sederhana kita dapat menyimpulkan tanaman mana yang terbaik untuk tumbuh dan teknik apa yang terbaik unuk merawat tanaman tersebut.